Penjelajah Waktu
Jauh ku melangkah mengikuti rel sukma,
Menerjang badai emosi jiwa,
Melukis warna-warna cerita,
Aku terdiam sejenak dalam sunyi malam,
Menunggu rahmat Tuhan berbisik mesra,
Aku bukanlah orang suci,
Aku juga bukan penikam hati,
Aku hanyalah manusia terlahir dengan rahmat-Nya,
Menjalani setiap detik kehidupan fana,
Aku tak bisa banyak meminta,
Karena aku berlumur dosa kemarin sore,
Aku adalah seorang pencinta,
Tetapi aku juga seorang pendosa,
Tersungkur tak berdaya,
Bersama rintik hujan tengah malam,
Menyerbu tanpa asa,
Mataku tak pernah dapat terpejam,
Mengingat dirimu yang tidak dapat kupeluk malam ini,
Lelah jemari yang menuliskan kata-kata,
Mungkin dapat mengantarkanku menuju lelapnya mimpi,
Aku yang terbelenggu diriku sendiri,
Hanya bisa tergeletak tak berdaya,
Menghadapi kenyataan yang entah bagaimana,
Aku pengelana yang mencari tuntunan,
Menembus batas waktu dan ruang,
Wahai Sang Kuasa,
Tunjukanlah cinta kasih-Mu,
Peluklah aku dalam naungan rahmat-Mu,
Berilah aku kekuatan dan kemampuan,
Sebagaimana orang-orang mulia,
Aku hanya bagian kecil dari roh suci,
Selamat malam semesta,
Mentari akan meyapa dengan hangatnya,
Bersama harapan yang tidak pernah sirna.
Yogyakarta, 06 April 2020